11 November 2009

Paradigma HI ; Marxisme

by line : Muhammad Asy'ary Mukrim

Marxisme dimulai dari seorang ekonom dan filsuf ekonomi politik jerman abad ke-20. Teori Marxis dapat dilihat dari dua kacamata: pertama Marxisme sebagai fenomena dan Marxisme sebagai suatu disiplin ilmu. Sebagai suatu disiplin ilmu, Teori Marxis dan teori Neo-Marxis dalam HI menolak pandangan realis/liberal tentang konflik atau kerja sama negara yang bila kedua negara atau beberapa negara melakukan kerjasama, maka kedua negara tersebut akan saling unutung (istilah kaum liberalis: Positive Sum Game), tetapi sebaliknya berfokus pada aspek ekonomi dan materi. Marxisme membuat asumsi bahwa ekonomi lebih penting daripada persoalan-persoalan yang lain; sehingga memungkinkan bagi peningkatan kelas sebagai fokus studi. Para pendukung Marxis memandang sistem internasional sebagai sistem kapitalis terintegrasi (Zero Sum Game) yang mengejar akumulasi modal (kapital). Inilah yang disebut globalisasi yang ditandai dengan adanya pasar bebas, yang membuat modal begitu mudah kelar atau masuk dalam suatu negara. Menghindari pasar bebas akan membuat satu negara terisolasi dari pergaulan internasional. Globalisasi menuntut pengintegrasian seluruh aspek kehidupan manusia sedunia: ekonomi, politik, sosial, dan budaya. Globalisasi tidak dapat dilepaskan dari perkembangan kapitalisme. Globalisasi sejatinya adalah anak yang lahir dari rahim kapitalisme. Jadi, ia adalah anak kandung kapitalisme. Kapitalisme yang awalnya hanya beroperasi dalam suatu negara kemudian merambah ke dunia lain, demi memasarkan produknya dan mencari keuntungan demi mengakumulasi modal. Bila di masa kolonial kapitalisme melakukan koloni untuk mencari bahan mentah dan perluasan pasar, di masa pascakolonial, kapitalisme beroperasi dengan membonceng kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan. Hal ini menjadi kritik dari kaum marxis terhadap kaum Liberalis.
Periode kolonialisme membawa masuk pelbagai sumber daya untuk bahan-bahan mentah dan pasar-pasar yang pasti (captive markets) untuk ekspor, sementara dekolonisasi membawa masuk pelbagai kesempatan baru dalam bentuk dependensi (ketergantungan). Berkaitan dengan teori-teori Marx adalah teori dependensi yang berargumen bahwa negara-negara maju, dalam usaha mereka untuk mencapai kekuasaan, menembus negara-negara berkembang lewat penasihat politik, misionaris, pakar, dan perusahaan multinasional untuk mengintegrasikan negara-negara berkembang tersebut ke dalam sistem kapitalis terintegrasi untuk mendapatkan sumber-sumber daya alam dan meningkatkan dependensi negara-negara berkembang terhadap negara-negara maju.
Marxime melihat perekonomian sebagai tempat eksploitasi manusia dan perbedaan antar kelas sosial, khususnya kaum borjuis dan kaum proletar. Pandngan kaum marxis tersebut disebut matrerialisme. Hal ini di dasarkan pada pernyataan bahwa aktifitas inti dalam masyarakat manapun hirau dengan cara-cara bagaimana manusia menghasilkan alat-alat eksistensinya. Produksi ekonomi adalah dasar bagi semua aktivitas manusia lainnya, termasuk politik. Dasar ekonomi terdiri dari, disatu sisi, kekuatan-kekuatan produksi, yaitu tingkatan teknis aktivitas ekonomi. Di sisi lain, terdiri dari hubugan produksi, yaitu system kepemilikan sosial yang menentukan kendali sebenarnya kekuatan produksi (contoh: kepemilikan swasta dan koloektif). Bila digabungkan, kekuatan produksi dan hubungan produksi mebentuk suatu model produksi tertentu, sebagai contoh kapitalisme, yang didasarkan pada mesin industry dan kepemilikan swasta. Kaumm borjuis mendominasi perekonomian kapitalis melalui kendali alat produksi juga akan cenderung mendominasi dalam bidang politik.
Hal ini membawa kita pada kerangka kerja kaum Marxis bagi studi EPI. Pertama Negara tidak otonom, mereka digerakkan oleh kepentingan kekas yang berkuasa, dan Negara kapitalis teutama digerakkan oleh kepentingan kaum borjuisnya. Bagi kaum Marxis, hal ini berarti konflik kelas lebih mendasar disbanding konflik antarnegara. Kedua, sebagai suatu system ekonomi kapitalisme bersifat ekspansi. Selalu mencari pasar baru dan lebih menguntungkan. Sekarang ekspansi tersebut mengambil bentuk globalisasi ekonomi yang dipimmpin oleh perusahaan trans-nasional raksasa. Teori EPI saat ini berdasarkan pada kerangaka Marxisme, adalah berdasarkan pada kerangka analisis Imanuel Wallerstein. Oelh Stein memberikan banyak .tekanan pada perekonomian dunia dan cenderung mengabaikan politik internasional. EPI Marxis selanjutnya hirau pada sejarah tentang perluasan kapitalis global, perjuangan antar kelas, dan Negara yang telah memberikan kebangkitan di seluruh dunia, dan bagaimana transformasi yang revolusioner dari dunia tersebut mungkin akan muncul
Teori-teori Marxis kurang mendapatkan perhatian di Amerika Serikat di mana tidak ada partai sosialis yang signifikan. Teori-teori ini lebih lazim di pelbagai bagian Eropa dan merupakan salah satu kontribusi teoritis yang paling penting bagi dunia akademis Amerika Latin, sebagai contoh lewat teologi.


resume Diskusi Rutin
tema : "Marxisme"
-Advokastra Himahi FISIP Unhas-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar