06 Oktober 2010

REVIEW DISKUSI : LOGIKA BERFIKIR

Pada tanggal 30 Agustus 2010, pukul 16.00, dept advokastra kembali mengadakan diskusi dengan tema”Logika Berfikir”. Diskusi yang dihadiri oleh sebagian besar mahasiswa baru dan warga HI ini difasilitatori oleh Muhammad Asy’ari. Bertempat di ruang FIS 3 107.

Pada awal diskusi, pemateri memulainya dengan pemaparan mengenai contoh2 aktivitas keseharian kita yang terkadang tidak kita pahami efek yang ditimbulkannya secara tidak langsung. Sebagai contoh : tentunya kita pernah berkunjung ke tempat yang bernama “MALL” sebuah tempat pelarian yang dikatakan efektif untuk menghilangkan kepenatan dari aktifitas-aktifitas keseharian kita. Banyak yang bisa kita lakukan di MALL (jika sedang dalam kondisi berduit) seperti berbelanja, makan, karaokean, atau bahkan hanya sekedar mencuci mata. Ketika kita berbelanja di MALL kita ditawarkan sejumlah barang bermerk dengan tawaran kualitas dunia dan terkadang hal ini efektif untuk membuat para kaum-kaum ‘fashionista tergiur untuk membeli, sehingga menghabiskan duit beratus ratus ribu bahkan berjuta juta rupiah hanya demi PAKAIAN dan karena pemikiran-pemikiran seperti itu, maka industri pakaian di negeri kita yang kualitasnya tidak kalah dari “merk merk asing”menjadi “lesu” dari tahun ke tahun.

PAKAIAN adalah sepotong atau bahkan dua potong kain yang kita gunakan untuk menutupi tubuh, dan tahu kah teman-teman bahwa kain tersebut dapat kita peroleh tidak hanya di MALL saja??!....tentu teman-teman paham. Akan tetapi, satu hal yang tidak dipahami secara mendasar bahwa teman-teman tidak mampu membedakan apa itu KEBUTUHAN dan apa itu KEINGINAN. Ketika teman-teman lebih memilih barang-barang bermerk di MALL ketimbang barang-barang di Central Market itu dinamakan KEINGINAN. Sebagian dari kita masih terpenjara dengan KEINGINAN sehingga kadang Melupakan Apa Sesungguhnya Yang Kita Butuhkan.

Jika tidak ingin jatuh terlalu dalam di jurang KEINGINAN maka mulai detik ini....menit ini....atau satu jam kedepan (setelah teman-teman membaca reviw ini) luangkan waktu sejenak untuk DIAM dan BERPIKIR... apa sebenarnya yang kita BUTUHKAN...(satu hal yang sangat mudah namun menjadi sulit karena pasti tidak pernah terfikir atau terbersit di otak teman-teman).........................................

atau jika belum mampu memilah-milah antara KEINGINAN dan KEBUTUHAN ...(saking terlalu banyak list/daftar KEINGINAN dibanding KEBUTUHAN)..... bagaimana jika kita kembali DIAM dan BERPIKIR ..... APA ESENSI DARI PENCIPTAAN KITA???????

Dalam Logika Berfikir, kita semua di ajak untuk MEMIKIRKAN KEMBALI mengenai semua hal, sekecil atau sebesar apapun dan apa efek yang timbul setelahnya...kemampuan ini tidak dimiliki oleh semua orang sebab BERFIKIR adalah sesuatu yang SULIT jika teman-teman tidak memiliki fondasi PEMIKIRAN yang kokoh.....fondasi yang dimaksud adalah PARADIGMA....

REVIEW DISKUSI : FILSAFAT ILMU

T4:PELATARAN BARUGA

WAKTU/ TANGGAL : 10.00 / 28 OKTOBER 2010

FASILITATOR : HASBI ASWAR

Kita tentunya telah sering mendengar kata “filsafat ilmu” walaupun begitu masih banyak orang yang tidak memahami dan cenderung apatis mengenai hal tersebut. Padahal, filsafat ilmu adalah suatu hal yang paling fundamental untuk kita pahami terlebih lagi sebagai mahasiswa, sebab dengan memahami filsafat ilmu kita akan senantiasa tergerak untuk bersikap kritis dalam melihat sebuah fenomena yang ada.

Jika dijabarkan secara etimologi, filsafat berasal dari bahasa latin yang mana philos berarti cinta dan sophia yang berarti kearifan/kebijaksanaan. Menurut widya’10 filsafat adalah proses berpikir untuk mencari kebenaran yang hakiki dan menurut rere’10 filsafat adalah pemikiran mendalam tentang suatu hal. Pendapat-pendapat tersebut pada dasarnya sama, filsafat muncul karena keinginan seseorang akan suatu kebenaran sejati sehingga untuk memperoleh kebenaran sejati tersebut dibutuhkan pencarian yang cukup lama, dan dalam masa pencarian tersebut, seseorang akan mengalami proses berpikir yang cukup panjang. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa filsafat menjadi hal yang fundamental bagi kita sebagai umat manusia yang memang selalui haus akan kebenaran.

Selanjutnya, bagaimana suatu keyakinan dapat dianggap suatu kebenaran?

Hal tersebut dapat dijawab dengan banyak versi, contohnya:

-kebenaran menurut kaum materialis adalah berdasarkan pengalaman

-kebenaran menurut cristialis adalah berdasarkan kitab

-dan landasan penilai kebenaran menurut kausalitas adalah sebab akibat.

Kaum awam mungkin akan dengan serta merta menerima pendapat-pendapat diatas, tapi kita sebagai mahasiswa yang menyandang gelar kaum intelektual tidak boleh serta merta menerimanya, kita akan mampu menyimpulkan apa itu kebenaran jika kita mau bergerak untuk melakukan pencarian mengenai kebenaran yang sejati. Ketika apa yang kita yakini sejalan dengan realita juga tidak bisa disebut sebagai kebenaran sebab bagaimana jika yang kita pikirkan adalah sesuatu yang salah bagi orang lain...

Untuk itulah manusia dianugrahi otak, yang sesungguhnya memiliki kemampuan yang luar biasa jika selalu di asah dan di asah untuk berpikir dan menganalisa sebab yang membedakan derajat manusia dari yang lainnya adalah pemikirannya.