01 Juni 2009

Italia: Negara Mode dan Kemiskinan

Pasca perang dingin, berbagi perubahan telah terjadi di dunia ini tak terkecuali di belahan benua eropa yang selalu penuh dengan cerita dan sejarah yang menghiasi perjalanannya sebagai sebuah kesatuan wilayah yang penuh dengan segala kemampuan mereka.

Berbicara tentang Eropa maka kita akan terpatron pada pola pikir tentang Eropa sebagai sebuah benua dengan segala kemampuan dan kemajuan yang mereka miliki. Sejarah telah mencatat kemampuan mereka telah membawa nama mereka ke seluruh dunia dan sering kali menjadi kiblat atas beberapa hal yang terjadi.

Di Eropa, segala hal mungkin bisa terjadi, mengingat negara-negara yang ada di Benua Eropa ini telah menjadi sebuah jargon dalam peradaban dunia. Untuk dewasa ini, Eropa pun tak berada di belakang mengingat kemampuan ekonomi mereka yang cukup pesat.

Italia

Italia adalah negara dengan pendapat bruto nasional tertinggi ke-7 di dunia. Meskipun demikian kehidupan anak di negara ini tidak mudah. Kemiskinan anak-anak terutama menjadi bagian sehari-hari lapisan sosial yang lemah di selatan negara itu.

Di Piazza Marina atau Plaza Marina, di bagian kota tua Palermo, terdapat sebuah rumah tua yang kecil, yang menjadi kesayangan anak-anak yang tinggal di situ. Mereka bermain-main di sekitar rumah itu dan bersembunyi di dalamnya. Suara anak-anak itu hingar-bingar dan beberapa di antaranya tampak sudak lama tidak mandi.

Serafina Moncada, pengelola rumah tersebut, bekerja mengurusi anak-anak dan remaja di bagian kota tua di Palermo sejak 12 tahun. Di kota tua itu masih tinggal banyak keluarga yang kekayaan satu-satunya adalah anak. Seringkali SerafĂ­na harus mengajarkan peraturan kepada mereka.

Rumah penitipan anak yang dikelola Serafina Moncada menjadi proyek panutan. Rumah penitipan juga telah berhasil menjadi tempat penitipan anak yang berasal dari keluarga yang stabil dan berfungsi baik. Pencapaian ini seakan membuktikan bahwa ia dan kegiatan sosialnya berhasil mempertahankan standar hubungan yang baik di dalam kelompok masyarakat khususnya di Kota Tua Palermo.

Sayang sungguh sayang, inisiatif seperti ini sangat langka di Italia. Politik keluarga di negara itu kurang efektif. Berdasarkan berbagai perhitungan, sekitar 16 sampai 25 % anak-anak dan remaja tinggal di bawah garis kemiskinan. Dalam bentuk nominal ini berjumlah sekitar tiga juta warga muda. Menurut studi UNICEF, di antara negara-negara industri kaya, Italia merupakan negara dengan kemiskinan anak-anak tertinggi di Eropa.

kemiskinan

Kebanyakan anak-anak miskin hidup di selatan negara itu dan datang dari keluarga dengan jumlah anak yang besar. Penyebab kemiskinan itu adalah karena masyarakat tidak mempergunakan haknya, seperti hak pengobatan dan uang tunjangan rumah. Demikian ungkap Serafina Moncada.

Namun, bagi mereka yang memanfaatkan tawaran bantuan tersebut jumlah uangnya tidak besar. Berbeda dengan negara lainnya di Eropa, Italia kurang menunjang para keluarga muda. Uang tunjangan anak sangat kecil dan biaya taman kanak kanak sangat mahal.

Apalagi kehidupan sehari-hari warga di Italia Selatan sungguh sangat penuh dengan tantangan. Pendapatan di kawasan itu lebih rendah, tapi harga barang sama seperti di kawasan Italia lainnya.

Produk mode yang kapitalistik

Sementara itu, disudut lain Negara ini, Italia, tampak berjejer pertokoan yang berhiaskan manekin-manekin indah. Etalase pertokoan itu sungguh sangat menggiurkan bagi para pengunjung khususnya wanita-wanita yang muda yang telah terjerembab dalam dunia mode, dimana seakan hidup mereka tak lengkap dan belum menjadi wanita seutuhnya apabila mereka belum memiliki tas merek Prada, Salvatore, Ferragamo, dan Roberto Cavalli.

Belum lagi berbagai merek yang menjadi trend setter bagi masyarakat mode dunia yang menjadi sarapan bagi masyarakat mode di layar kaca mereka, pameran rancangan pakainan yang selalu saja menjadi daya tarik masyarakat untuk menyaksikannya dan berbagai macam pernak-pernik kehidupannya.

Belum lagi dilingkungan kerajaan. Italia baru-baru ini dihebohkan dengan ulah pangerannya, Emmanuel Filiberto. Pangeran Italia ini hendak meluncurkan sebuah lini busana miliknya. Peraturan ini dianggap adalah sebuah hal yang asing untuk kehidupan disekitar kerajaan, mengingat adanya sebuah peraturan protokoler yang mengikatnya, tapi Emmanuel Filiberto betul-betul tak menghiraukan masalah ini.

Produk-produk mode yang merupakan cirri khas Itali terus saja asyik dengan kenyamanan yang tanpa mereka sadari hanya membahagiakan kehidupan mereka saja. Kehidupan orang-orang pinggiran yang jauh dari hingar-bingar masyarakat kota seakan luput dari pandangan mereka.

Salvatore Ferragamo, Prada, Missoni, dan Versace adalah rentetan produk yang selalu terpajang indah di etalase-etalase took yang dihias dengan begitu indah guna menggiurkan para pengunjung. Rupa yang dibuat apik sebagaimana kebutuhan manusia yang seakan ditentukan sendiri oleh para pembuat produk atau produsen pemegang saham memang sangat manjur. Ibarat seperti obat mujarab.

Kesenjangan sosial

Beberapa kesenangna dunia yang disuguhkan diatas adalah sebuah contoh konkret akan bagaimana ketimpangan kehidupan yang terjadi di Italia. Bagaimana gaya hidup mewah yang hedonis yang dipamerkan oleh orang-orang yang tinggal dan bergulat di perkotaan sungguh sangat bertolak belakang dengan kehidupan masyarakat yang ada di daerah Piazza Marina, di bagian Kota Tua Palermo yang telah saya suguhkan di awal tulisan ini.

Ternyata, kemiskinan dan hidup yang tak adil sampai saat ini adalah masalah dunia yang dimana Negara mana pun akan sangat susah untuk lari dari kenyataan seperti ini. Demikian hal nya Italia, sebuah Negara dengan oendapatan nasional bruto tertinggi ke-7 di dunia, sebuah Negara mode, Negara fashion, tapi memiliki sebuah daerah yang kumuh, bahkan bisa dibilang terbelakang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar