19 Oktober 2010

REVIEW DISKUSI PELATARAN IPTEKS, SELASA 19 OKTOBER 2010, PUKUL 02.00, MODERATOR: PANDU PRAYOGA

PENDALAMAN PARADIGMA REALIS

Sejarah awal berkembangnya paradigma realis:

ü Pada thn 1600-an (dikenal dengan abad pencerahan, munculnya sejumlah revolusi)

ü Selanjutnya thn 1900-an(abad terakhir dari kerajaan-kerajaan/dinasti)

ü Pecahnya Great War

ü Dibentuklah LBB

(pada empat masa di’atas, paradigma umum yang berkembang adalah paradigma Liberalisme Klasik, dimana masyarakat memiliki optimisme yang tinggi akan perdamaian dan kerjasama sehingga menjadi salah satu alasan di bentuknya LBB)

ü Pecahnya Perang Dunia ke-II

(pasca PD II pecah, paradigma realis mulai berkembang. E.R Carr, berpendapat bahwa paradigma yang menjadi landasan d’bentuknya LBB itu adalah suatu kesalahan sebab “rapuh” jika hanya dilandaskan pada hal-hal yang ideal padahal setiap negara memiliki kepentingan-kepentingan nasionalnya masing-masing, dan layaknya hal seperti itu di landasi dengan kesiagaan, dan bagaimana kita menyeimbangkan kekuasaan dan bagaimana kita mencurigai yang lain. Adanya kepentingan nasional setiap negara di buktikan melalui contoh-contoh ekspasi yang terjadi pada masa berdirinya LBB yaitu terjadi ekspansi Jepang ke China, dan ekspansi Italia ke Ethiopia)

2 DARI 6 PRINSIP REALIS: (YG D’ANGGAP PENTING)

ü Politik pada masyarakat di perintah oleh hukum obyektif

ü Petunjuk utama adalah kepentingan/ kekuatan


Selanjutnya berbicara mengenai kepentingan nasional, menurut Hans J. Morgenthau bahwa sumber dari kepentingan nasional dan tindakan luar negeri suatu negara bersumber dari:

ü Konsideran ideologis (konstitusi)

ü Konsideran kepentingan ( sejalan dengan perkembangan zaman)

Adapun level-level kepentingan nasional:

ü Inti : berkaitan dengan kedaulatan suatu negara)

ü Vital: kepentingan yang harus ada

ü Mendesak: kebutuhan kontemporer

ü Dinamis: di’identifikasi berdasarkan kapasitas dan posisi relatif.

Cara-cara yang dapat digunakan untuk merumuskan kepentingan nasional:

ü Identifikasi aspek kepentingan

ü Tingkat kepentingan

ü Jangka waktu pencapaian

ü Hasil yang dicapai

ü Peluang dan hambatan

ü Kemampuan mencapainya

Asumsi dasar realis: hubungan internasional bersifat konfliktual , dan yang menjadi aktor pentingnya adalah negara sebab menurut realis, tidak ada aktor lain di atas negara yang mampu mengatur dan mengontrol negara.

Merujuk ke hal tersebut, maka dalam realis di perlukan instrumen militer/ cara yang digunakan untuk mempertahankan negara. ada dua konsekuensi Militer dalam paradigma realis:

1. Realis defensif. Dicetuskan oleh Waltz dimana di jelaskan bahwa suatu negara lebih baik mempertahankan diri, yang salah satunya dapat dilakukan dengan menjalin kerjasama ketimbang melakukan peperangan sebab ada banyak kerugian yang ditimbulkan ketika suatu negara hendak melakukan peperangan atau ekspansi, ketimbang hasil yang diperoleh sangat minim


2. Realis offensif merupakan kebalikan dari realis defensif dimana di jelaskan bahwa akan lebih menguntungkan ketika suatu negara melalukan ekspansi sebab telah banyak contoh negara-negara yang berjaya pasal melakukan ekspansi.

Yang menjadi pertanyaan kita kemudian adalah mengapa paradigma realis selalu memikirkan cara untuk mempertahankan (defense) atau melakukan peperangan (offense), bukannya malah menciptakan perdamaian dunia???

First answer...à sebab merujuk kepada adanya konsep ancaman, bahwa setiap negara punya potensi untuk menjadi ancaman sekecil apapun itu.

Second anwer.. à ...............

NOTES: DISKUSI PEKAN DEPAN : PENDALAMAN “POLITIK LUAR NEGERI, KONSEP DAN TEORI”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar