07 Januari 2009

globalisasi

GLOBALISASI DAN ORIENTASI LAIN PERMAINAN ANAK

Globalisasi sebagai sebuah bentuk atau makna lain dari bentuk universalitas dari berbagai hal yang terjadi dewasa ini, segala sesuatu yang terjadi baik itu terstruktur maupun tidak terstrukutru dalam hal ini terjadi sehari-hari dan telah menjadi kebiasaan, globalisasi telah memberikan banyak hal perubahan baik itu perubahan yang bersifat temporer maupun perubahan yang kemudian menjadi hal yang mutlak, perubahan makna dari sebuah hal yang terkandung di dalam suatu filosofi sesuatu yang berada dalam lingkaran kehidupan kita.

Globalisasi memiliki makna yang berbeda dari setiap individu tergantung dari segi mana ia memandang globalisasi tersebut, apakah itu bersifat memberi manfaat yang besar dan baik bagi setiap manusia ataupun yang memberi mudarat bagi kehidupannnya sendiri, globalisasi dipahami secara umum sebagai sebuah bentuk proses alur dimana waktu,ruang, dan biaya menjadi hal yang singkat atau dalam hal ini efiesiensi berbagai hal yang terjadi merupakan efek dari globalisai itu sendiri, sehingga tak mengherankan ketika peningkatan teknologi dan informasi menjadi hal yang hebat dan mengalami peningkatan yang sangat pesat selain itu efek dari globalisasi itu sendiri adalah ketika kita tak merasa ada lagi batas-batas yang jelas, mungkin terdengar ekstrem tapi inilah yang kemudian terjadi dalam kehidupan kita selanjutnya, peningkatan pengaruh teknologi yang kemudian menjadi hal yang sangat dibutuhkan mengingat suasana kehidupan kita yang menunut kita untuk paham dan melek akan teknologi yang berkembang selain itu munculnya sarana-sarana pendukung lainnya baik itu sarana telekomunikasi dan sarana pelayanan public.

Pembahasan lain dari globalisai itu sendiri pun tak akan pernah habis mengingat akan banyaknya sisi lain yang dibahas oleh globalisasi itu sendiri dan berangkat dari pemahaman inilah saya mencoba mengambil peran yang kemudian membahas mengenai masalah yang mengenai bagaimana globalisasi masuk dan memberi efek yang besar terhadap lini kehidupan kita dalam hal ini efeknya terhadap perubahan makna filososfi dari sebuah permainan tradisional.

Globalisasi dan permainan tradisional secara tak langsung memiliki hubungan yang sangat erat, kemudian ketika muncul pertanyaan kenapa kita perlu membahas mengenai hal ini, hal ini disebabkan secara tidak disadari telah masuk dan memberi dampak lain dari nilai yang terkandung dari awal dari sebuah permainan itu sendiri, bisa dikatakan bahwa segala jenis permainan itu sangat member manfaat dan efek yang besar, dalam hal ini ada nilai luhur yang terkandung dari setiap permainan semisal nilai persaudaraan, kebersamaan yang tercipta, nilai kejujuran yang ada, nilai tedalan, semangat untuk bekerja dan meraih hasil yang dinginkan paling tidak nilai jasmani yang terkandung di dalamnya belum lagi nilai emosional yang ada, kepuasan kita mendapatkan apa yang diinginkan dari sebuah permainan

Permainan tradisional sejak awal kita kenal sebagai sebuah wadah yang berperan besar dalam membentuk watak anak-anak sejak kecil dengan permaianan-permaianan yang ada dan mereka jalani, ada banyak sekali permainan yang terdapat dalam masyarak kita, namun permainan-permainan tradisional tersebut kini mulai terkikis keberadaannya sedikit demi sedikit khususnya di kota-kota besar dan mungkin untuk anak-anak sekarang ini banyak yang tidak mengenal permainan tradisional yang ada padahal permainan tersebut adalah warisan dari nenek moyang rakyat Indonesia. Semakin tidak populernya permainan tradisional tersebut dikarenakan telah banyak munculnya permainan-permainan yang mengambil hati dan dikatakan menyenangkan hati anak-anak sekarang ini dan kesemua permainan tersebut adalah murni produk dari luar Indonesia. Sebagai contoh dibanjirinya Indonesia dengan PlayStation (PS) yang merupakan produk dari Jepang dimana sekarang telah mencapai versi yang ketiga. Dengan banyaknya permainan elektronik maupun non elektronik yang menyenangkan dan menghibur yang ada dipasaran Indonesia, maka sedikit demi sedikit keberadaan daripermainan tradisional semakin tersisihkan, sebagai bahan pertimbangan bahwa Sony Computer Entertainment sebagai produsen PS mengumumkan mereka akan meningkatkan jumlah pengiriman Playstation 3 dari semula 1,5 juta unit per bulan menjadi 3 juta unit per bulan dari September sampai akhir tahun, seiring dengan meningkatnya permintaan pada musim liburan pada akhir tahun

Memang tidak dapat dipungkiri bahwa permainan-permainan yang sekarang membanjiri pasar Indonesia lebih menarik, atraktif, menghibur dibandingkan dengan permainan tradisional dan akan membuat banyakanak-anak menghabiskan sebagian besar waktunya bersama permainan-permainan tersebut. Disamping itu, banyak orang tua sekarang lebih senang membelikan permainan-permainan elektronik maupun non elektronik tersebut untuk anaknya daripada mengajarkananak-anak mereka permainan-permainan tradisional yang dulu pernah dilakukan oleh para orang tua tersebut. Entah karena alasan tidak ada waktu untuk mengajari yang dikarenakan disibukan oleh pekerjaan atau karena menganggap permainan tersebut sudah ketinggalan jaman dan tidak perlu diajarkan kepada anak-anak mereka.

Kalau kita memperhatikan kebiasaan yang sekarang umum dilakukan oleh para orang tua terhadap anaknya adalah para orang tua menginginkan anaknya mendapatkan apapun yang dinginkan dalam hal ini;anak manja sangat takut akan anaknya bersedih jika tidak dibelikan mainan yang dinginkan meskipun harus bekerja lebih utnuk itu, pertanyaan dasar bahwa kita telah gagal mendidik anak kita untuk menjadi anak yang mandiri dan syukur kalau jika orang tua memiliki biaya lebih utnuk itu, jika tidak? Kiat tak tahu apakah ini adalah bentuk kemanjaan anak ataupun ambisi orang tua untuk selalu menyediakan apapun untuk anaknya meskipun pada akhirnya tidak semua mesti kita miliki, Perlu ada ilmu tentang bagaiman mereduksi ego kita untuk tidak memiliki apapun yang kita inginkan.

Pergeseran nilai budaya dan ketakutan bahwa kita akan kehilangan identitas budaya yang kita jalani ternyata mulai merasuki pemikiran kita, pergeseran nilai-nilai yang dimaksud disini bahwa kita mulai menghilangkan nilai kontak sosial yang ada, kita menjadi anak yang indiviuliastis dan emosional dan kehilangan selera untuk bersosialisasi dengan masyarakt sekitar selain itu ketakutan kita terhadap kita mulai lupa dengan sejarah budaya kita yang diperkenalkan dengan berbagai cara termasuk dengan car permainan, dalam hal ini tidak bermaksud untuk menghilangkan segala bentuk pemaianan baru akan tetapi perluny ad sebuah bentuk upaya untuk memasyarakatkan kembali bentuk permaian, karena saya masih percaya bahwa dalam permaian tradisioanal tersebuat akan selalu ada nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya seperti yang telah dijelaskan diatas, mungkin tanpa kita sadari kita telah kehilangan hal tersebut, contoh konkrit dari ketakutan ini antara lain;

· Tidak adanya lagi taman bermain di kota sebagai sarana alternative atas kejenuhan anak-anak kecil, bahkan terasa aneh ketika kalaupun ad ataman kota hanya dipenuhi oleh orang-orang yang pacaran, belum lagi jika memang lahan ini telah hilang oleh penggusuran pemerintah.

· Tidak adanya lagi acara perlombaan untuk permainan tradisional baik itu di sekolah-sekolah maupun di suatu wilayah masyrakat itu sendiri.

· Tingginya persentasi anak-anak dibawah umur menjadi korban media, dikatakan bahwa mereka telah kehilangan masa kecilnya.

· Kenyataan bahwa efek dari permaianan modern telah menjadi bentuk penjajahan baru negara-negara besar, kita disesaki dengan permaian tanpa menjelakan nilai luhur yang ada ataupun efek yang akan ditimbulkan semisal game battle yang merespon watak anak-anak untuk lebih sering berkelahi atau game balap yang membawa mereka untuk merasakan laju kendaraan yang cepat.

· Efek -efek yang ditimbulkan dengan bermain game secara berlebihan membawa anak-anak kehilangan waktu yang cukup untuk bersosialisasi bahkan belajar.

Berbagai hal kemudian akan muncul selanjutnya sehingga perlu adanya pemahaman bahwa masuknya berbagai jenis permaianan adalah bentuk globalisasi yang terjadi membawa efek sampai ke dalam hal permaianan anak dalam hal ini permainan tradisional, terjadinya pergesaren nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, jangan sampai permaian telah menjadi sebuah bentuk penjajahan baru bagi bangsa kita sehingga dikatakan bahwa sangat perlu ada ilmu lebih mengenai kesiadaan kita untuk menyaring bahkan menangksi segala bentuk penjajahan yang dimunculkan dengan permaianan modern.

Dikatakan bahwa globalisasi adalah sebuah proses menyeluruh adalah sebuah keniscayan adalah pasti, yang terpenting, permasalahan bukanlah terletak dari banyaknya permaianan yang akan masuk dalam masyarakat kita akan tetapi bagaiaman kita memandang hal ini sebagai sebuah bentuk intropeksi diri bahwa kita mulai kehilangan nilai-nilai budaya kita terutama untuk anak-anak sebagai generasi penerus bangsa melalui permainan tradisional, mereka muali kehilangan sejarah yang tertera dalam sejarah yang tertera dalam permainan, mungkin saja nantinya anak-anak bangsa berbudaya ini akan tidak mengenal lagi dengan permainan semisal;kelereng, mahadang, lompat tali, galaxy, kasti, bomm,cangluk dampu, dan lain-lain bahkan parahnya mugkin saja permainan ini menjadi milik negar lain yang mulai bosan dengan permaian yang ditawarkan untuk kita, bukan bermaksud untuk menghilangkan selera bermain “anak-anak kota”akan tetapi kita perlu menyadari satu hal yang mulai terlupakan bahwa kita telah lupa untuk bangga dengan apa yang kita miliki secara untuh roh dan nilai-nilai permaian tradisional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar