28 Desember 2008

PENGERTIAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

Dalam mempelajari ilmu Hubungan Internasional, pertanyaan yang pertama kali terlontar adalah apakah yang dimaksud dengani hubungan internasional? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kita dapat membagi HI menjadi dua definisi yaitu HI sebagai sebuah fenomena dan HI sebagai sebuah disiplin ilmu.

Sebagai sebuah fenomena, HI dipahami sebagai interaksi yang terjadi antar aktor-aktor tertentu, dimana interaksi tersebut telah melampaui batas yurisdiksi nasional sebuah negara. Sementara, sebagai sebuah disiplin ilmu, HI dipahami sebagai kajian akademis yang berusaha memahami interaksi antar aktor-aktor tertentu yang telah melampaui batas yurisdiksi nasional negara.

Ruang Lingkup dan Aktor-Aktor HI

Setelah kita memahami definisi HI, maka pertanyaan selanjutnya yang muncul adalah interaksi-interaksi internasional apa sajakah yang dipelajari di dalam ilmu HI? Dengan kata lain kita mulai mempertanyakan sejauh mana ruang lingkup ilmu HI.

Sejalan dengan perkembangan waktu dan ilmu pengetahuan, ruang lingkup HI pun berkembang. Pada awalnya, para pemikir yang tertarik pada masalah-masalah internasional, memfokuskan kajiannya hanya pada interaksi antar negara dan fenomena-fenomena militer (keamanan). Sebagai contoh adalah Thucydides yang mempelajari Perang Peloponnesia antara Sparta dan Athena. Di dalam kajiannya tersebut, Thucydides berusaha untuk memahami sebab-sebab terjadinya Perang Peloponnesia.

Namun saat ini, HI tidak lagi hanya membatasi diri pada kajian interaksi antar negara dan fenomena militer lagi. HI telah berkembang jauh dengan memasukan beragam isu dan aktor-aktor selain negara, ke dalam kajiannya.. Karl Deutsch membagi 12 ruang lingkup HI, yaitu:[1]

1. Bangsa dan dunia

2. Proses transnasional dan interdependensi internasional

3. Perang dan damai

4. Kekuatan dan kelemahan

5. Politik Internasional dan masyarakat internasional

6. Kependudukan versus pangan, sumber daya alam dan lingkungan

7. Kemakmuran dan kemiskinan

8. Kebebasan dan penindasan

9. Persepsi dan ilusi

10. Aktivitas dan apati

11. Revolusi dan stabilitas

12. Identitas dan transformasi.

Dengan ruang lingkup yang demikian beragam, isu-isu di dalam HI pun ikut berkembang. Secara garis besar isu di dalam HI terbagi dua: pertama, high politics issues, yaitu isu-isu yang berkaitan dengan keberlangsungan hidup negara (state’s survival). Di dalam kategori ini terdapat isu politik, keamanan dan ekonomi. Kedua, low politics issues. Di dalam kategori ini terdapat isu-isu seperti: perdagangan obat-obatan terlarang (drugs trafficking), peredaran senjata gelap (arms trafficking), penyelundupan manusia (human trafficking), pemanasan global, kejahatan terorganisir lintas-batas negara (transnational organized crime) dan lain-lain.

Selain itu, aktor-aktor internasional di dalam kajian HI pun ikut bertambah banyak. Secara garis besar terdapat dua tipe aktor di dalam HI yaitu aktor negara (state actors) dan aktor non-negara (non-state actors). Aktor-aktor non negara ini terdiri dari: 1) aktor individual, seperti Bono (U2), Al Gore, Vandana Shiva dan lain-lain; 2) Aktor organisasional (organizational actors), yaitu ASEAN, UE, PBB yang dikategorikan sebagai Inter-Govermental Organization atau IGO.

Lalu Greenpeace, Al-Qaeda, yang dikategorikan sebagai Non-Governmental Organization atau NGO dan Toyota Corporation, Ford Motor Corporation, Microsoft Corporation yang dikategorikan sebagai Multinational Corporations atau MNC.

Kesimpulan

Hingga hari ini ilmu HI telah mengalami sejumlah perkembangan signifikan. Setidaknya in dapat dilihat dari perkembangan ruang lingkup kajian dan aktor-aktor di dalam HI, yang pada awalnya hanya terbatas pada kajian keamanan dan negara menjadi sangat variatif dengan melibatkan aktor-aktor non negara dan isu-isu yang beragam, seperti ekonomi, sosial, lingkungan dan sebagainya.



[1] Dikutip dari Mohtar Mas’oed, Ilmu Hubungan Internasional: Disiplin dan Metodologi, (Jakarta: LP3ES, 1994)

5 komentar:

  1. ketika kita sudah selesai di jurusan HI ini? di mana selanjutnya kita bisa bekerja??

    BalasHapus
  2. iya tuh kemana selanjutnya kita bekerja??

    BalasHapus
  3. jadi duta besar juga bisa kaya nya

    BalasHapus
  4. Itu tergantung dikitanya lagi..
    Niat ato ngga buat kerjaa
    Awal kerja terima aja dulu apa yg adaa skalian cari pengalaman :) hehe

    BalasHapus
  5. Itu tergantung dikitanya lagi..
    Niat ato ngga buat kerjaa
    Awal kerja terima aja dulu apa yg adaa skalian cari pengalaman :) hehe

    BalasHapus